5 Contoh Teks Puisi Tentang Cinta Tanah Air

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat. Para ahli menjelaskan arti puisi dalam definisi yang bervariasi.

Siapa sih yang tidak suka dengan puisi? Kata-kata yang indah dengan syair yang penuh makna. Kadang ketika membaca atau mendengarkan puisi bahkan bisa sampai baper (bawa perasaan).

Nah dalam artikel ini kita akan memberikan contoh teks puisi. Tema yang akan kita ambil untuk contoh teks puisi tersebut yaitu tentang “Cinta Tanah Air”.

Cinta tanah air adalah kesadaran untuk berbakti kepada negara dan kesediaan untuk berkorban demi kepentingan bersama. Untuk mencapai tujuan hidup bersama yang baik, rasa cinta tanah air perlu ditanamkan dan ditingkatkan sejak usia dini pada setiap individu sebagai warga negara atau anggota bangsa.

Berikut adalah 5 contoh teks puisi tentang cinta tanah air. Yuk simak berikut contohnya.

5 Contoh Teks Puisi Tentang Cinta Tanah Air

1. Anak Anak Bangsa Indonesia – Ahmadun Yosi Herfanda

Kehilangan ladang di kampung mereka
Anak-anak Indonesia merangkak di lorong-lorong gelap kota
Berjejal mereka di gerbong-gerbong

Kereta api senja
Terimpit dalam gubuk-gubuk tanpa jendela
Anak-anak Indonesia akan digiring kemanakah mereka

Bagai berjuta bebek mereka bersuara menyanyi
Lagu tanpa syair dan nada
Sebelum matahari terbit, anak-anak indonesia
Berderet di tepi jalan raya

Menggapai-gapaikan tangan mereka ke gedung-gedung berkaca yang selalu tertutup pintu-pintunya
Dari pagi hingga sore mereka antre lowongan kerja
Tapi lantas dibuang ke daerah transmigrasi
Terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan dan lapangan Golf katanya)

Anak-anak indonesia tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel dan biro-biro ekspor tenaga kerja
Anak-anak indonesia, akan dibawa kemanakah?
Ketika bangku-bangku sekolah bukan lagi dewa
Siapa yang bisa menolong nasib mereka?

2. Sejak Bulan Mei 1998 di Indonesia – W.S Rendra

Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja
Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan
Amarah merajalela tanpa alamat
Ketakutan muncul dari sampah kehidupan
Pikiran kusut membentuk simpul-simpul sejarah

O, jaman edan!

O, malam kelam pikiran insan!

Koyak-moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan
Kitab undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan

O, tata warna fatamorgana kekuasaan!

O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!

Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa
Allah selalu mengingatkan bahwa hukum harus lebih tinggi dari keinginan para politisi, raja-raja, dan tentara

O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!

O, rasa putus asa yang terbentur sangkur!

Berhentilah mencari ratu adil!
Ratu adil itu tidak ada. Ratu adil itu tipu daya!
Apa yang harus kita tegakkan bersama adalah Hukum Adil

Hukum adil adalah bintang pedoman di dalam prahara Bau anyir darah yang kini memenuhi udara menjadi saksi yang akan berkata

Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat Rakyat
Apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa
Apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan
Maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa
Lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya

Wahai, penguasa dunia yang fana!
Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta!
Apakah masih buta dan tuli di dalam hati?
Apakah masih akan menipu diri sendiri?

Apabila saran akal sehat kamu remehkan berarti pintu untuk pikiran-pikiran gelap yang akan muncul dari sudut-sudut gelap telah kamu bukakan!

Cadar kabut duka cita menutup wajah Ibu Pertiwi
Air mata mengalir dari sajakku ini

3. Tanah Airku – Chairil Anwar

Di tanahku tercinta ini ku berpijak
Kasih dan cinta menyala dalam hati
Tempatku berlindung, rumahku tercinta
Indonesia, negeri yang kucintai

Pulau-pulau yang menjulang di samudera
Gunung-gunung megah menjulang tinggi
Lautan yang biru, hamparan sawah hijau
Semua itu indah, membuatku terpaku

Negeri yang subur, melimpah berkah
Dermaga-dermaga terhampar di pelabuhan
Masyarakat berbilang bangsa dan budaya
Satu persatuan, semangat kebersamaan

Merah putih terbang berkibar di angkasa
Lambang kebesaran, semangat kebanggaan
Pahlawan-pahlawan berjuang tanpa lelah
Membangun bangsa, mempertahankan tanah

Di balik sejarah, tragedi dan duka
Kesatuan dan persatuan selalu terjaga
Bangsa yang berdiri tegak berjaya
Indonesia, negeri yang penuh harapan

Tanah airku, tempatku dilahirkan
Kau adalah nyawa, nafasku sejati
Cinta dan kesetiaan tiada tergantikan
Selamanya, aku mencintai Tanah Airku ini

4. Aku Indonesia – W.S Rendra

Aku adalah Indonesia, tanah airku tercinta
Dalam jiwa dan raga, kau terukir selamanya
Keanekaragaman memenuhi darahku, Indonesia, cintaku takkan pernah pudar

Di dadaku terbakar semangat persatuan
Kekuatan dalam perbedaan, kebersamaan
Dalam ribuan pulau, kau bersatu dalam kekayaan
Indonesia, cintaku tak tergantikan.

Dalam diriku mengalir darah pahlawan
Yang berjuang demi kemerdekaan yang abadi
Mereka membangun tanah ini dengan darah, keringat, air mata, Indonesia, cintaku meluap tak terkira

Kau adalah keindahan alam yang mempesona
Gunung menjulang tinggi, lautan yang luas
Di dalam hutan dan sawah, tumbuhlah harapan, Indonesia, cintaku tak akan pernah pudar

Aku mencintai bahasa yang merdu terdengar
Dalam lagu dan puisi, di setiap percakapan
Indonesia, kau adalah harmoni bahasa
Cintaku padamu tak pernah usai.

Kita adalah rakyat yang bersatu dalam perbedaan
Bersama membangun negara yang agung
Mewujudkan cita-cita dan impian
Indonesia, cintaku padamu abadi

Aku adalah Indonesia, banggaku yang terpendam
Dalam setiap detak jantung, kau ada di sana
Kita bersama, menjaga dan mencintai
Indonesia, negeri yang ku cintai selamanya

5. Semua Jaket Berlumur Darah – Taufiq Ismail

Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun‐tahun

Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan‐bangunan
Menunduk bendera setengah tiang

Pesan itu telah sampai kemana‐mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang‐abang beca, kuli‐kuli pelabuhan
teriakan‐teriakan di atas bis kota, pawai‐pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN!

Itulah 5 contoh teks puisi tentang cinta terhadap tanah air. Untuk membela, menjaga dan melindungi tanah air. Pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air juga juga dapat menumbuhkan rasa cinta dan melestarikan adat, budaya dan alam yang dimiliki oleh negara ini. Semoga bermanfaat!

Author: admin

Saya hanya seorang blogger pemula dan seorang manusia biasa. Adapun saya membuat blog sederhana ini hanya untuk mengisi waktu luang dan hobby dalam internet.