4 Contoh Teks Puisi Tentang Bencana Alam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.

Nah, dalam artikel ini kita akan memberikan 4 contoh teks puisi. Tema yang akan kita ambil untuk contoh teks puisi tersebut yaitu tentang “Bencana Alam”.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Puisi tentang bencana alam tentu tidak tercipta begitu saja. Bencana adalah fenomena alam yang pasti menimbulkan banyak kerugian, dari segi materi hingga melayangnya korban jiwa.

Nah, berikut ini adalah 4 contoh teks puisi tentang bencana alam. Yuk, simak berikut contohnya.

4 Contoh Teks Puisi Tentang Bencana Alam

1. Bencana di Alamku

Bencana alam, murka alam
Kamu tidak bisa lepas dari jalan destruktif mereka
Itu bisa menjadi tornado
Dengan angin berputar-putar
Mengangkat semua yang ada di jalannya
Berdoa kita hidup untuk melihat hari berikutnya
Mungkin gempa bumi yang kuat dengan deru kerasnya
Dampaknya terlihat seperti sedang berperang
Bangunan runtuh dan jatuh ke tanah
Tumpukan beton menjadi gundukan
Lalu tsunami yang pasti datang
datang dengan dengungan yang keras
Air mengambil semua yang ada di jalurnya
Seperti yang ditunjukkan alam, itu benar-benar murka
Kemudian badai menjadi begitu kuat, sekarang badai telah lahir

2. Rintih Bermain Air

Anak kecil disamping rumah,
Dengan ceria bermain air,
Menyepak dan menyembur,
Berlari dan berenang.

Awalnya aku terpukau,
Tapi kenyataan berkata lain,
Mereka sejatinya tengah merintih,
Tertawa dalam tangisan.

Pedih, mengiris dan duka,
Penyakit mengintai mereka,
Berada di sekeliling mereka,
Bahwa itu adalah bencana.

Bersabarlah sayang,
Maafkan Mereka,
Jadilah anak yang setia,
Untuk menjaga alam semesta,
Kala kau beranjak dewasa.

Jangan kau sesali,
Aku tahu kau belum mengerti,
Aku paham kau masih buta dan tuli,
Namun inilah yang terjadi,
Jadikan cobaan alam sebagai penyadar diri.

3. Ketika Sungai Berang

Setiap pagi kau mandi disana,
Begitu pula sorenya,
Bila masa kau libur,
Puluhan helai kain kau cuci,
Hingga pulang menyisakan buih.

Namun, sampah itu kau biarkan,
Mengalir dan terus mengalir,
Hingga menyumbati alirannya,
Sampai masanya kau sadar,
Bahwa air telah berang.

Jangan kau sesali,
Sesungguhnya ada suatu muak,
Rasa sabar yang habis,
Tertelan keegoisan manusia,
Tanpa ada peduli dan mau menjaga.

Rasakanlah,
Kala genangan membuatmu sulit,
Untuk berpijak dan melangkah di rumah.
Belajarlah,
Bahwa apa yang tanah,
Itulah yang kan dipetik.

Ketika air sudah berang,
Meluluhlantakkan yang dilewati,
Menghancurkan yang diterpa,
Hingga bisanakan yang kau sayangi.
Belajarlah.

4. Terabaikan

Air terus mengalir, mengikuti arusnya,
Anak kecil riang gembira,
Melompat dengan hati bahagia,
Dengan temannya mengukir cerita.

Sementara di seberang sana,
Keserakahan manusia semakin nyata,
Hancurkan alam sambil tertawa,
Menguras habis sungai dan kekayaannya.

Anak kecil tadi hanya merenung,
Bertanya-tanya dalam hati,
“Apa yang dilakukan mereka?”
“Kenapa air sungai selalu keruh?”
Lanjutkan saya berenangmu.

Semua terabaikan dengan jelas,
Hanya luka yang hadir membekas,
Terpaksa menahan sembari ikhlas,
Tunggulah Tuhan memberi balas.

Itulah contoh teks puisi tentang bencana alam. Jika Anda mendapatkan tugas untuk membuat teks puisi, contoh tersebut dapat Anda jadikan sebagai referensinya. Semoga bermanfaat!

Author: admin

Saya hanya seorang blogger pemula dan seorang manusia biasa. Adapun saya membuat blog sederhana ini hanya untuk mengisi waktu luang dan hobby dalam internet.